LAMPUNG - Melalui Surat bernomor 121 / TB/ RSM/ 08/ 7/ 2022. Tertanggal 08 Juli 2022. Perihal Pemberitahuan tentang isyaroh/petunjuk dari para leluhur Kerajaan Tulang Bawang Lampung, Sumatera Selatan, terkait dengan pencalonan Presiden Republik Indonesia tahun 2024 mendatang.
Dengan isyaroh tersebut digadang-gadang sebagai Ratu Penutup, Dirinya menyurati Ibu Prof. Dr. Hj. Diah permata Megawati Soekarnoputri dan Dr. Puan Maharani Nakshatra Kusyala Devi Gelar Ratu Mustika Kartadilaga sebagai pentolan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
Baca juga:
Tony Rosyid: Berebut Warga NU
|
Dalam surat tersebut yakni, Riswan Mura gelar Ratu Penutup mengaku keturunan dari Kerajaan Tulang Bawang Lampung Sumatera Selatan, mendapat isyaroh tentang pencalonan Presiden Republik Indonesia tahun 2024.
"Dalam isyaroh saya bermimpi memancing ikan, dari mimpi itu mendapatkan ikan mas, lalu tidak lama datang mbak Puan Maharani meminta ikan tersebut, lalu saya jawab Jika mbak puan mau ikan mas ini, maka ada syarat-syarat, lalu mbak Puan Maharani menyanggupi syarat-syarat tersebut, Pertama, mbak Puan Maharani jadi Presiden Republik Indonesia saya wakilnya, dan mbak Puan Maharani harus jadikan Pemimpin dari anak yang tidak disangka-sangka, lalu mbak Puan Maharani menyanggupi permintaan dan sepakat untuk maju di Pilpres tahun 2024, " kata Riswan ke Wartawan ( 15/07/22)
Baca juga:
Zainal Bintang: Fahmi Idris yang Saya Kenal
|
Menindaklanjuti isyaroh tentang pencalonan Presiden Republik Indonesia tersebut, Riswan Mura mura mengaku sudah 10 tahun di tempa oleh para leluhur Bangsa dan mendapatkan anugerah terindah yaitu perjuangan mulia Merah Putih dan Pancasila.
" Akan tetapi selama ini saya tidak percaya dan tidak yakin karena saya melihat keadaan diri saya masih jauh dari nilai nilai kesempurnaan dan pengetahuan tentang kebangsaan, dan kenegaraan, serta saya juga introspeksi diri karena saya juga anak desa yg terlahir dari keluarga miskin , itulah sebabnya membuat rasa percaya diri saya kurang, " imbuhanya.
Baca juga:
Zainal Bintang: Menyoal Etik Bernegara
|
Namun demikian Riswan mengaku tetap berjuang sekuat tenaga sehingga dirinya melakukan tindakan preventif nyata di tengah masyarakat, membuat kegiatan sosial, budaya, agama, kaderisasi, petani, ekonomi kerakyatan, home industri makanan, pondok pesantren, majelis zikir, thariqah, organisasi lintas agamalintas budaya.
"Iktiar itu saya selalu mendatangi keramat leluhur dari Aceh sampai Jawa dan seluruh Indonesia, terakhir kita bergabung bersama Sopanesia di Jakarta secara Nasional, semua itu bertujuan untuk memberikan yg terbaik buat rakyat atas perintah Para sepuh leluhur kita, " Ucapnya
Baca juga:
Zainal Bintang: Rindu Elon Musk
|
Riswan mengaku sejak kecil sangat kagum dengan Bapak Ir. Soekarno atau disebut - sebut Paduka, sampai dengan Ibu Megawati Soekarnoputri dan cucunya Puan Maharani.
" saya meneliti sejarah perjuangan beliau dari awal sampai akhir perjuangan dan sampai bisa menjadi Partai pemenang pemilu legislatif, eksekutif.
Atas tanda jasa tersebut terhadap keluarga Soekarno kita semua tetap harus berterima kasih kepada anak cucu beliau Sang Proklamator Kemerdekaan Republik Indonesia atas merdekanya Bangsa ini, " ujarnya
Walau kendati kemerdekaan RI belum seutuhnya, tetap akan di perjuangkan secara bersamaan dengan khidmat dan sungguh sungguh.
" Saya mengajak Para satria satria paningit yang lain di seluruh Nusantara untuk bangkit kembali dan bersatu serta melawan ketidakadilan, tidak boleh takut dan tidak boleh ragu akan perjuangan ini, jika tidak maka kasihan anak cucu kita kelak, " tandasnya.
Dengan hal ini Riswan mengajak elemen masyarakat untuk bergabung bersama Sopanesia untuk saling mencintai, mensuport, saling melengkapi, setiap anak bangsa Indonesia.
"Saya Riswan Mura gelar Ratu Penutup mengajak seluruh elemen masyarakat, petani, nelayan, UMKM, buruh mahasiswa dan lain-lain. Untuk menjaga tanah leluhur kita Nusantara, merupakan sebuah tabir misteri yang harus kita ungkap jati diri Bangsa Indonesia dan harus kembali kepada jati diri Bangsa, " ajaknya.
" Kita semua harus bangkit dan bersatu berdiri di atas kaki sendiri tanpa menjadi bangsa yang bergantung pada bangsa lain dan kita harus bertekad menjadikan Bangsa Indonesia yaitu Gemah Ripah Loh Jinawi, "Pungkasnya. ***